Cari Blog Ini

Selasa, 31 Januari 2012

BOLEHKAH BERZAKAT DAN SHADAQAH KEPADA KAUM KAFIR ?


Assalamualaikum wr.wb

Sebelum kita memikirkan tegaknya sebuah Daulah Islamiyah, sebuah cita-cita besar seluruh umat Islam akan tegaknya kepemimpinan yang berdasarkan, berazas kepada Hukum-hukum Islam  belaka, maka benarkanlah  dahulu Aqidah Tauhid umat ini dan apakah telah ditegakkannya Shalat dalam kehidupan nyata beragama kaum muslimin.

Tanpa pokok azas yang dua ini ditegakkan, jangan harap akan tercapai cita-cita besar tersebut, karena Allah bukan tidak mau membantu kaum muslimin, namun Allah menunggu apakah ada usaha tenaga dan kemauan umat ini semata. Keteguhan kaum muslimin menjaga harta dien ini sekuat tenaga dan sekeras kemampuan, barulah Allah akan memberikan impian dan nikmatNya.

Shadaqah pembentuk persatuan nyata.

Sebuah negara atau daulah tiada lepas dari adanya berbagai penganut berbagai agama dan kepercayaan, dengan berbagai cara dan keyakinan masing-masing dalam mencari hakekat Tuhan mereka masing-masing.

Toleransi beragama sebagai versi yang kita anut saat ini meskipun sebuah keniscayaan dalam membentuk kedamaian hidup bermasyarakat, namun belumlah dapat menjadikan sebuah alasan bagi pengakuan  pemeluk agama dan kepercayaan lain untuk bisa menerima dan ikut dalam aturan dan hukum Islam dalam sebuah Daulah Islamiyah.

Nah! Bagaimana dan apa yang bisa membuat mereka-kaum kafir bisa menerima aturan hidup bermasyarakat dan bernegara dalam daulah Islamiyah? Bagaimana cara menyatukan berbagai keyakinan bisa dan rela menerima hidup dalam satu persamaan Hukum dan Peraturan bermasyarakat bernegara namun berlandaskan kepada ajaran satu agama tertentu?.

Jawabnya. Berilah mereka pembuktian nyata dan keyakinan bahwa Islam adalah Indah dan buktikan kepada mereka bahwa memang Islam adalah Rahmatan Lilalamin. Indah keadilan hukum-hukumnya, indah kebaikan umatnya dan nyaman, tenang dan tentram kalau tinggal dalam masyarakatnya.

Salah satunya dalam rukun Islam yang bisa mencontohkan keindahan Islam kehadapan mereka adalah ZAKAT dengan amal turunannya Infaq, sedekah, fitrah, qurban. Kalau Tauhid atau Syahadatain dan Shalat adalah Ibadah Interkoneksi Hamba dengan Khaliqnya berupa koneksi dua arah saja dan sulit dirasakan faedahnya bagi mereka-bukan berarti keduanya tidak bisa membuktikan, namun sedekah dan infaq mampu menunjukkan kedekatan emosional antara sipemberi dan sipenerima. Dengan sendirinya akan menyatukan hati antara sikaya dengan simiskin yang akan sendirinya menuju persatuan nyata dalam kehidupan.

Bagaimana Allah telah menjelaskan panjang lebar aturan, himbauan, harapan dan ancaman dari ibadah sedekah dalam Suraat Al Baqarah 261-271, bagaimana Allah telah menjanjikan besarnya hikmah dan balasan kelak bagi mereka yang suka bersedekah, berderma dengan hanya berharap kerelaan Allah semata, tanpa menghitung-hitung besarnya,  waktunya, berapa kalinya dan yang utama adalah mereka yang tidak pernah mengungkit-ungkit kembali pemberian tersebut seperti dalam QS 2:264.

Sabda Rasulullah saw, Riwayat Ibnu Abi Syaibah yang diterima dari said bin Jubair murid Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda : “Laa Tashaddaquu Illaa Ilaa ahli diinikum- Tidak usahlah kamu bersedeqah, kecuali kepada ahli seagama kamu”.

Maka Allah menegur rasulullah sebagai asbabun nuzul-turunnya ayat QS Al baqarah 272 yang berbunyi : “Bukanlah kewajiban engkau(hai Muhammad) memberi mereka petunjuk, tetapi Allah-lah yang akan memberi mereka petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan apa yang kamu belanjakan dari kekayaan kamu, maka itu adalah untuk dirimu sendiri juga, dan apa saja yang kamu belanjakan, janganlah selain mengharap wajah Allah. Dan apapun yang kamu belanjakan daripada kekayaan, niscaya disempurnakan untukmu, dan tidaklah kamu akan dianiaya.”

> Bukanlah kewajiban engkau(hai Muhammad) memberi mereka petunjuk, tetapi Allah-lah yang akan memberi mereka petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya.
Maka turunnya ayat ini memberitahu bahwa urusan memberi petunjuk kepada orang yang masih musyrik bukanlah kewajiban kamu, itu adalah hak Allah semata. Dan hak kamu ialah memberi bantuan kepada fakir miskin walaupun mereka belum masuk Islam.

Ibnu Hatim dan ahli riwayat lainnya menyatakan pula riwayat dari Ibnu Abbas, dia mengatakan bahwa Rasulullah pernah memberi ingat kami kalau-kalau hendak memberi dan mengeluarkan sedekah, hendaklah kepada sesama Islam saja. Kemudian turunlah ayat ini memberi ingat kami.
Dan riwayat lain dari Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas juga bahwasanya berapa banyak dari sahabat Anshar mempunyai keturunan dan saudara mereka yang belum masuk Islam, sedangkan sahabat Anshar sangat ingin membantu saudara mereka dan takut-takut memberi sebab mereka belumlah masuk Islam.

Dengan keterangan sebab-sebab turunnya ayat ini menjadi jelaslah bahwa bukan semata-maata sesama Islam saja mesti diberi sedekah ataupun zakat ataupun fitrah. Orang yang belum Islam sebagaimana kaum musyrik dizaman rasulullah itu, yang diharapkan akan Islamnya, atau ahli kitab yang ada bertetangga baik dengan kita, sedang dia miskin. Mereka pun patut mendapat. Inilah yang sesuai dengan ajaran Islam.

>. Dan apa yang kamu belanjakan dari kekayaan kamu, maka itu adalah untuk dirimu sendiri juga.
Ini adalah peringatan keras dari Allah kepada orang yang mampu. Kalau ingin hartamu selamat maka dermakanlah, dermawan dan murah tanganlah!! Harta yang kamu berikan akan merapatkan silaturrahmimu dengan orang yang sengsara disekitarmu. 

Seperti hadist Rasululloh : “Bukankah kamu ditolong dan diberi rezeki oleh Allah lain tidak ialah dengan orang-orang yang tidak mampu itu?”.
Bisa kita perhatikan orang yang dermawan kepada orang susah disekelilingnya dengan sendirinya mereka akan tanpa sadar telah menjaga harta dia meskipun dia sedang tidak didekat hartanya?

> Dan apa saja yang kamu belanjakan, janganlah selain mengharap wajah Allah.
Puncak dari kerelaan membelajakan harta adalah karena Lillahi ta’ala semata, bukan karena riya, atau keinginan dihargai orang lain atau berusaha menampakkan ikhlas dihadapan orang lain. Bersedekah, berkurban harapkanlah saja keredhaan Allah sehingga tidak ada muncul kekecewaan dari bisikan setan.

>. Dan apapun yang kamu belanjakan daripada kekayaan, niscaya disempurnakan untukmu, dan tidaklah kamu akan dianiaya.
Kesempurnaan yang Allah janjikan bisa saja Allah buktikan selama masih hidup didunia dan kebanyakan memang iya, namun yang pasti kekayaan hati orang yang suka mendermakan hartanya tidak bisa diukur oleh orang lain dan pastinya sudah tentu Allah persiapkan gantinya dengan yang lebih baik di akhirat kelak. Dan tidak satupun akan hilang dari tilikan Allah yang akan kita rasakan keaniayaan dari Allah.

Kesimpulan

Bisakah kita bayangkan bagaimana perasaan saudara kita dari ahli kitab atau kaum musyrik, sekiranya mereka kita tempatkan dalam bilangan orangn yang juga menerima zakat? Apakah tidak akan senang dan gembira hati mereka yang tidak mampu itu menerima pemberian dan pertolongan yang sebenarnya memang mereka harapkan?
Sekalipun tidaklah jua akan diajak mereka masuk Islam, apakah mereka tidak akan bergembira hidup bersama kita? Dan barang tentu sedikitnya dapat kaum muslimin harapkan bantuan tenaga mereka  kelak dalam perjuangan seandainya kampung, negara mereka diserang musuh? Karena mereka merasa ada keterikatan emosional yang telah ditanamkan kuat oleh saudara mereka muslim.

ALANGKAH INDAHNYA ISLAM SEHARUSNYA.........

Disarikan dari Tulisan Prof.Dr.BUYA HAMKA dalam tafsir Al-Azhar juz III-IV hal.84
Semoga dapat kita ambil hikmahnya demi kebaikan umat ini.
wassalam...MKP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar